Apa definisi jodoh?
msua.my.id - Apa definisi jodoh? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jodoh adalah orang yang cocok menjadi suami atau istri atau pasangan hidup.
Melihat kecocokan seseorang untuk menjadi suami atau istri dapat dipertimbangkan dari berbagai hal.
Bisa dari sifat, pemikiran, visi misi yang sama, maupun hal yang lain. Salah satu kecocokan yang membuat pria dan wanita berjodoh mungkin karena kesamaan nama, hobi, bahkan selera makan.
gambar : jodoh |
Benarkah Jodoh, Rezeki, Kematian dan Perceraian adalah Takdir?
Salah satu dari perkataan yang umum di masyarakat adalah bahwa jodoh, rezeki, ajal (kematian) dan perceraian adalah takdir dari Allah Ta’ala.
benarkah demikian? Jawabannya adalah Ya, betul sekali bahwa semua itu adalah merupakan takdir dari Allah Ta’ala. Akan tetapi keempatnya memiliki karakter masing-masing, yang apabila kita rinci terbagi menjadi dua; Pertama; Rezeki dan Kematian.
Kedua; Jodoh dan Perceraian. Permasalahan ini sangat penting untuk dibahas karena terkait dengan Qadha dan Qadar yang masuk ke ranah tauhid atau keyakinan sebagai seorang muslim. Selain itu jangan sampai kita masuk ke dalam aliran Jabariah yang menganggap bahwa manusia hanya seperti wayang yang dipaksa mengikuti takdirNya, atau seperti Qadariah yang meyakini semuanya adalah kehendak manusia tanpa campur tangan Allah Ta’ala.
Beriman dengan Qadha dan Qadar
Dasar keimanan terhadap qadha dan qadar adalah firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, yaitu firmanNya:
وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلا بِقَدَرٍ مَعْلُومٍ
"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu." QS. Al-Hijr: 21.
Pada ayat yang lainnya disebutkan:
وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا
“Dan ini perkara yang sudah ditetapkan.” (QS. Maryam: 21).
Riwayat shahih mengenai hal ini adalah sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam :
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk. HR. Muslim.
Riwayat lainnya menyebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah ta’ala ialah pena, kemudian Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Tuhanku, apa yang harus saya tulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah takaran (takdir) segala sesuatu hingga hari kiamat.” (H.R. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Merujuk pada beberapa ayat dalam Al-Qur’an dan riwayat shahih dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dapat dipahami bahwa Allah Ta’ala telah menetapkan takdir seluruh makhlukNya. Riwayat lainnya menjelaskan:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ.
“Allah telah mencatat seluruh takdir makhluk lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi” HR. Muslim, Tirmidzi dan Abu Dawud.
Ada dua istilah yang kemudian dibahas oleh para ulama, yaitu; qadha dan qadar. Keduanya memiliki makna yang berbeda ketika disatukan dalam satu pembahasan (qadha-qadar) apabila dipisah maknanya sama yaitu takdir dari Allah Ta’ala. Secara lebih rinci ada dua pendapat mengenai hal ini;
Pertama, Qadha dan Qadar bermakna Sama.
Mereka menyatakan bahwa makna qadha dan qadar itu sama maknanya yaitu ketentuan dari Allah Ta’ala sejak zaman dahulu kala. Pendapat ini dipegang oleh Abdul Aziz bin Abdullah yang menyatakan:
القضاء والقدر، هو شيء واحد، الشيء الذي قضاه الله سابقاً ، وقدره سابقاً، يقال لهذا القضاء ، ويقال له القدر
"Qadha dan qadar adalah dua kata yang artinya sama, yaitu sesuatu yang telah Allah qadha’-kan (tetapkan) dulu, dan yang telah Allah takdirkan dulu. Bisa disebut qadha, bisa disebut takdir."
Persamaaan makna ini sebagaimana tercatat dalam al-Qamus al-Muhith, yaitu;
القدر : القضاء والحكم
"Qadar adalah qadha dan hukum."
Merujuk kepada pendapat ini maka tidak ada perbedaan makna antara qadha dan qadar yaitu ketetapan dari Allah Ta’ala sejak zaman azali.
Kedua, Berbeda makna antara Qadha dan Qadar.
Pendapat ini memiliki dua pendapat yang berbeda pula, yaitu;
Qadha lebih dahulu dari pada qadar. Qadha adalah ketetapan Allah di zaman azali. Sementara qadar adalah ketetapan Allah untuk apapun yang saat ini sedang terjadi. Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan,
قال العلماء : القضاء هو الحكم الكلي الإجمالي في الأزل ، والقدر جزئيات ذلك الحكم وتفاصيله
"Para ulama mengatakan, al-qadha adalah ketetapan global secara keseluruhan di zaman azali."
Sementara qadar adalah bagian-bagian dan rincian dari ketetapan global itu. (Fathul Bari, 11/477).
Al-Jurjani menyatakan,
والفرق بين القدر والقضاء : هو أن القضاء وجود جميع الموجودات في اللوح المحفوظ مجتمعة، والقدر وجودها متفرقة في الأعيان بعد حصول شرائطها
"Perbedaan antara qadar dan qadha, bahwa qadha bentuknya ketetapan adanya seluruh makhluk yang tertulis di al-Lauh al-Mahfudz secara global. Sementara qadar adalah ketetapan adanya makhluk tertentu, setelah terpenuhi syarat-syaratnya." (at-Ta’rifat, hlm. 174)
Kebalikan dari pendapat sebelumnya, qadar lebih dahulu dari pada qadha. Qadar adalah ketetapan Allah di zaman azali. Sementara qadha adalah penciptaan Allah untuk apapun yang saat ini sedang terjadi.
Ar-Raghib al-Asfahani dalam al-Mufradat (hlm. 675) menyatakan,
والقضاء من الله تعالى أخص من القدر؛ لأنه الفصل بين التقدير، فالقدر هو التقدير، والقضاء هو الفصل والقطع
"Qadha Allah lebih khusus dibandingkan qadar. Karena qadha adalah ketetapan antara takdir (ketetapan). Qadar itu takdir, sementara qadha adalah keputusan."
Pendapat ini dipegang pula oleh Muhammad bin Shaleh yang menyatakan “Maka ketika Allah menetapkan sesuatu akan terjadi pada waktunya, ketentuan ini disebut Qadar. Kemudian ketika telah tiba waktu yang telah ditetapkan pada sesuatu tersebut, ketentuan tersebut disebut Qadha’”.
Ulama dari kalangan Asy’ariyah dan Maturidiyah berpendapat bahwa makna qadha dan qadar itu berbeda. Syekh M. Nawawi Banten menyatakan:
اختلفوا في معنى القضاء والقدر القضاء عند الأشاعرة إرادة الله الأشياء في الأزل على ما هي عليه في غير الأزل والقدر عندهم إيجاد الله الأشياء على قدر مخصوص على وفق الإرادة
“Ulama tauhid atau mutakallimin berbeda pendapat perihal makna qadha dan qadar. Qadha menurut ulama Asy'ariyah adalah kehendak Allah atas sesuatu pada azali untuk sebuah ‘realitas’ pada saat sesuatu di luar azali kelak. Sementara qadar menurut mereka adalah penciptaan (realisasi) Allah atas sesuatu pada kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya pada azali,” (Kasyifatus Saja, hal. 12).
Beliau memberikan contoh qadha dan qadar menurut kelompok Asy'ariyah, Qadha adalah putusan Allah pada azali bahwa kelak kita akan menjadi apa. Sementara qadar adalah realisasi Allah atas qadha terhadap diri kita sesuai kehendak-Nya.
فإرادة الله المتعلقة أزلا بأنك تصير عالما قضاء وإيجاد العلم فيك بعد وجودك على وفق الإرادة قدر
“Kehendak Allah yang berkaitan pada azali, misalnya kau kelak menjadi orang alim atau berpengetahuan adalah qadha. Sementara penciptaan ilmu di dalam dirimu setelah wujudmu hadir di dunia sesuai dengan kehendak-Nya pada azali adalah qadar,” (Kasyifatus Saja, 12).
Sedangkan bagi kelompok Maturidiyyah, qadha dipahami sebagai penciptaan Allah atas sesuatu disertai penyempurnaan sesuai ilmu-Nya. Dengan kata lain, qadha adalah batasan yang Allah buat pada azali atas setiap makhluk dengan batasan yang ada pada semua makhluk itu seperti baik, buruk, memberi manfaat, menyebabkan mudharat, dan seterusnya.
وقول الأشاعرة هو المشهور وعلى كل فالقضاء قديم والقدر حادث بخلاف قول الماتريدية وقيل كل منهما بمعنى إرادته تعالى
“Pandangan ulama Asy’ariyyah cukup masyhur. Atas setiap pandangan itu, yang jelas qadha itu qadim (dulu tanpa awal). Sementara qadar itu hadits (baru). Pandangan ini berbeda dengan pandangan ulama Maturidiyyah. Ada ulama berkata bahwa qadha dan qadar adalah pengertian dari kehendak-Nya,” (Kasyifatus Saja, hal. 12).
Merujuk pada berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa qadha dan qadar adalah takdir dan ketetapan dari Allah Ta’ala. Pada dasarnya ia bersifat azali sejak penciptaan Qalam (pena) yang telah dititahkan oleh Allah Ta’ala untuk menuliskan takdir semesta. Ketetapan ini tidaklah meniadakan adanya usaha dari ikhtiar manusia, dengan kata lain takdir dari Allah Ta’ala terkait dengan usaha maksimal dari manusia.
Iman dengan Takdir: Rezeki dan Kematian
Kembali pada pembahasan di awal, bahwa rizki dan ajal merupakan takdir dari Allah Ta’ala, maka tidak bisa seorangpun untuk menolaknya. Terkait dengan rizki Allah Ta’ala berfirman:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24).
Pada ayat yang lainnya Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ
“Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki.” (QS. An Nahl: 71).
Merujuk pada ayat-ayat ini maka jelas sekali bahwa rizki dari Allah Ta’ala sudah ditetapkan, namun demikian manusia memiliki usaha untuk menjemput rizki tersebut. Semakin dia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjemput rizki tersebut maka ia akan mendapatkan apa yang dia usahakan. Sehingga jika ada orang yang mengatakan bahwa rezeki itu sudah ditentukan, jadi kita tidak perlu usaha maka perkataan ini tidak tepat. Karena perintah untuk berikhtiar sendiri sangat jelas, seperti dalam firmaN nya:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. QS. Al-Mulk:15.
Pada ayat yang lainnya juga disebutkan secara jelas:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." QS. Al-Jumu’ah: 10.
Merujuk pada pemahaman dari ayat ini adalah bahwa, rezeki itu sudah ditetapkan Allah Ta’ala akan tetapi manusia juga diperintahkan untuk mencarinya, menjemputnya dan mendapatkan rizki yang halal.
Adapun berkaitan dengan ajal maka Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78).
Selain dua ayat ini, banyak sekali ayat dan juga hadits yang menunjukan bahwa ajal atau kematian itu sudah ditentukan oleh Allah Ta’ala waktu dan tempatnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
”Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya”. HR. Bukhari dan Muslim.
Sebagaimana berkaitan dengan rizki yang sudah ditentukan maka ajal atau kematian juga sudah ditentukan. Namun ia tidak meniadakan ikhtiar manusia, maksudnya dalam konteks kematian jika ada orang yang bunuh diri kemudian dia beralasan bahwa itu adalah takdir maka bisa dikatakan bahwa ketika seseorang bunuh diri dan meninggal dunia maka itu adalah takdir. Tetapi ia berdosa karena telah membunuh dirinya sendiri, sehingga ia akan disiksa di neraka, sebagaimana ayat dan juga sabda Nabi yang mulia:
وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا * وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللّهِ يَسِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An Nisa: 29-30).
من قتل نفسه بشيء عذب به يوم القيامة
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di adzab dengan itu di hari kiamat”. HR. Bukhari dan Muslim.
Ayat dan hadits ini menunjukan larangan untuk bunuh diri serta ancaman bagi yang melakukannya. Walaupun mati adalah takdir, tetapi manusia memiliki kontribusi (kehendak) dalam prosesnya. Kehendak inilah yang kemudian menjadi sebab ia mendapatkan siksa.
Iman dengan Takdir: Jodoh dan Perceraian.
Berikutnya terkait dengan jodoh dan perceraian, bahwa keduanya adalah merupakan takdir dari Allah Ta’ala. Jodoh seseorang sudah ditentukan, sebagaimana firmanNya:
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." QS. An-Nur: 26.
Ayat ini berbicara secara umum bahwa manusia itu diciptakan secara berpasang-pasangan , sebagaimana firmanNya:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 59). Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan,
جميع المخلوقات أزواج: سماء وأرض، وليل ونهار، وشمس وقمر، وبر وبحر، وضياء وظلام، وإيمان وكفر، وموت وحياة، وشقاء وسعادة، وجنة ونار، حتى الحيوانات [جن وإنس، ذكور وإناث] والنباتات
“Setiap makhluk itu berpasang-pasangan. Ada matahari dan bumi. Ada malam dan ada siang. Ada matahari dan ada rembulan. Ada daratan dan ada lautan. Ada terang dan ada gelap. Ada iman dan ada kafir. Ada kematian dan ada kehidupan. Ada kesengsaraan dan ada kebahagiaan. Ada surga dan ada neraka. Sampai pada hewan pun terdapat demikian. Ada juga jin dan ada manusia. Ada laki-laki dan ada perempuan. Ada pula berpasang-pasangan pada tanaman.”
Jika ada seseorang yang ternyata tidak menikah hingga meninggal dunia maka bukan berarti ia tidak ada pasangan. Adanya unsur kehendak dalam dirinya untuk tidak menikah atau hal lainnya yang menjadikan ia tidak berjumpa dengan pasangannya. Intinya adalah bahwa jodoh itu sudah takdir, namun manusia juga memiliki kehendak untuk mencarinya dan menentukannya. Jika seseorang telah berusaha untuk mencari pasangan kemudian hingga menikah maka itulah jodohnya. Jika ternyata kemudian ia bercerai dan menikah dengan orang lain maka itu pun takdir-Nya juga.
Perceraian sebagai takdir dari Allah Ta’ala juga merupakan ketetapan yang sudah pasti adanya. Namun ia juga tidak lepas dari kehendak dari manusia, kehidupan keluarga yang penuh dengan romantika; suka dan duka silih berganti, gelombang dan prahara rumah tangga yang sering menerjang terkadang berakhir dengan perceraian. Perceraian itu takdir ketika sudah terjadi, tetapi manusia memiliki kehendak untuk melakukannya atau bersabar dan tetap mempertahankan keluarganya.
Cara mendapatkan jodoh yang kita inginkan menurut islam
Setiap orang mendambakan pernikahan yang “tepat waktu” atau “tepat pada waktunya”. Tepat waktu berarti tidak melampaui target umur seseorang untuk menikah, sehingga mereka bisa membangun rumah tangga di masa-masa keemasan atau masa-masa produktif ketika mereka beranjak dewasa, atau tepat pada waktunya yakni ketika semua target kehidupan yang diinginkan sudah terlaksana dan keadaan sudah cukup mendukung untuk menikah. Setelah selesai menuntut ilmu setinggi-tingginya, meraih kesuksesan dalam karir, membahagiakan orang-orang terdekat, bermanfaat untuk sesama, apalagi yang menjadikan alasan seseorang untuk menunda pernikahan?
Namun tidak semua orang begitu saja dengan mudahnya dipertemukan dengan jodohnya. Beberapanya memang membutuhkan usaha dan waktu yang lama untuk mendapatkan pasangan yang diimpikan. Tidak sedikit orang-orang yang mulai gusar karena umur yang terus bertambah tetapi belum juga menemukan orang yang tepat. Berikut beberapa nasihat untuk ‘mendekatkan’ jodoh yang sesuai dengan syariat islam.
Berikut Cara Mendekatkan Jodoh Dengan Cara Islam
Berikut beberapa cara yang mungkin membantu anda dalam mendekatkan jodoh menurut islam, antara lain:
Berdoa kepada Allah dengan sungguh-sungguh
Dalam salah satu suratnya, Allah berfirman :
“Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. [Al-Baqarah : 186].
Sebagaimana keinginan kita yang lainnya, maka bawalah persoalan jodoh kepada Allah. Satu-satunya Yang Maha Pemberi. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, sebutkan setiap kriteria yang kita inginkan secara spesifik dan jangan meminta secara tergesa-gesa. Niscaya Allah akan membukakan jalan untuk menemukan jodoh terbaik kita.
Memperbaiki diri karena Allah
Banyak yang mengatakan bahwa “jodoh kita adalah cerminan dari diri kita sendiri”. Maka dari itu, tidak ada salahnya dan dianjurkan untuk berusaha memperbaiki diri sembari memohon semoga Allah mendatangkan jodoh kita.
Mungkin saja salah satu alasan mengapa Allah belum mempertemukan kita dengan jodoh adalah karena kita belum sepenuhnya pantas untuk membangun sebuah kehidupan bersama orang lain dengan kondisi pribadi dan ruhiyah yang masih “begini-begini” saja. Allah menginginkan kita membangun sebuah rumah tangga dalam keadaan diri yang lebih baik secara fisik maupun ruhiyah.
Bertaqwa kepada allah SWT
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Pengertian sederhana dari bertakwa ialah menaati perintah Allah dan menjauhi larangannya. Dari penggalan ayat di atas, sudah jelas bahwa ketakwaan akan mendatangkan ridho Allah dan Ia akan membukakan jalan keluar dari setiap masalah dan menganugerahkan kita rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Jika kita sedang dirundung kecemasan karena jodoh yang tidak kunjung datang, bertakwa kepada-Nya adalah salah satu cara terbaik. Selain itu jodoh juga merupakan salah satu rezeki dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Rezeki yang tidak ternilai harganya.
Berdzikir
Salah satu keutamaan dari berdzikir adalah membukakan pintu-pintu rezeki. Mungkin saja dengan berdzikir, salah satu pintu rezeki yang dibukakan oleh Allah adalah kemudahan untuk bertemu dengan jodoh kita dan kelancaran untuk menuju ke jenjang pernikahan.
Senantiasa Beristighfar
انْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
Sama halnya dengan berdzikir, salah satu keutamaan beristighfar adalah Allah akan memberikan kelapangan dalam setiap kesulitan dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Setiap kesulitan, bahkan termasuk jika kita merasa kesulitan dalam menemukan jodoh kita.
Seseorang pernah berkata bahwa mungkin saja dosa-dosa kitalah yang menjadi penghalang turunnya rezeki, rahmat dan kemudahan dari Allah untuk setiap urusan kita. Sehingga dengan istighfar, kita bisa sedikit demi sedikit menghapus penghalang-penghalang turunnya kemudahan dari Allah untuk segala kesusahan dan kesulitan kita, termasuk dalam mencari pasangan hidup.
Bergaul dalam lingkungan yang baik
Jika kita mengharapkan jodoh yang baik, maka kita juga harus bergaul dalam lingkungan yang baik.
Meminta doa orang tua
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا
“Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24).
Meminta doa kepada orang tua adalah salah satu jalan terbaik untuk mendekatkan jodoh karena doa orang tua adalah salah satu doa yang tidak akan tertolak. Mintalah doa kepada orang tua agar kita diberi kemudahan dalam menemukan pasangan hidup dan kelak mendapatkan pasangan hidup yang baik.
Meminta tolong orang yang paham agama
Jika kita kesulitan mencari pasangan hidup secara mandiri, mintalah seseorang yang paham agama untuk mencarikan kita seseorang yang siap untuk menikah juga. Berikanlah kriteria yang kita inginkan kepada orang tersebut. Proses yang akan berlangsung ini dinamakan dengan ta’aruf.
Rutinkan Tahajud
“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).” [Ath-Thuur/52: 48-49]
Salah satu waktu mustajab berdoa adalah pada waktu sepertiga malam. Dalam usaha mendekatkan jodoh, rutinkanlah shalat tahajud dan berdoalah dengan sungguh-sungguh setelahnya mengenai keinginan kita untuk dipertemukan dengan pasangan hidup kita.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Mempertahankan diri untuk tidak berpacaran adalah salah satu dari bentuk ketakwaan kepada Allah. Mengapa? Karena menjauhi pacaran sama saja dengan menjauhi larangan-Nya. Bagaimana Allah mau memudahkan kita dalam mencari pasangan hidup jika melakukan hal yang telah dilarang oleh-Nya?
Jodoh adalah takdir Allah. Itu berarti semua kembali kepada Allah, termasuk kapan kita akan dipertemukan dengan jodoh kita. Allah lebih tau kapan waktu yang tepat untuk hal tersebut terjadi. Usaha kita hanyalah lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berusaha mendapatkan ridho-Nya agar dibukakan pintu-pintu kemudahan dalam mencari pasangan hidup yang terbaik.
Demikian beberapa Cara Mendekatkan Jodoh dalam Islam. Semoga dapat menambah pengetahuan anda tentang islam.
Ceramah Ustadz Keren tentang Jodoh
Kesimpulan:
Pembahasan mengenai jodoh, rezeki, ajal dan perceraian terkait erat dengan tauhid atau keimanan seorang muslim yaitu iman (percaya/yakin) dengan takdir dari Allah Ta’ala. Semua hal di dunia ini sudah ditakdirkan, tetap manusia memiliki kehendak dan ikhtiar. Kaya atau miskin, bahagia atau sengsara, menikah atau tetap sendiri, mempertahankan keluarga atau bercerai semua itu adalah pilihan bagi manusia.
Jika kita menganggap bahwa semua itu sudah menjadi takdirNya dan manusia hanya menjalankannya maka ia terbawa pada pemikiran Jabariyah atau Jabariah yang menganggap bahwa manusia hanya seperti boneka (wayang) yang dipaksa mengikuti takdir dari Allah Ta’ala. Sedangkan bila ia berkeyakinan bahwa manusia memiliki kehendak penuh untuk melakukan segala sesuatu tanpa takdir Allah, maka ia terjebak ke dalam pemikiran Qadariah di mana manusia seolah-olah bebas tanpa kuasa dariNya.
Maka, jalan tengah dari keduanya yang merupakan solusi terbaik adalah pendapat dari Ahlussunnah wal Jamaah yang meyakini bahwasanya semua takdir semesta telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala sejak awal mula penciptaan, tetapi manusia memiliki kehendak dan ikhtiar untuk menentukan dan memilih yang yang terbaik baginya. Istilah lainnya menyatakan “Beralih dari satu takdir ke takdir lainnya”, karena kita tidak tahu yang mana takdir kita. Oleh karena itu tetap yakin dengan takdir Allah Ta’ala dan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik dan melakukan hal-hal yang baik agar kehidupan kita berakhir dalam kebaikan yaitu di surga sebagai negeri keabadian.
Wallahu a’lam,....
Postingan Terkait : Doa agar tau siapa jodoh kita?, Apa yang harus dilakukan agar jodoh cepat datang?, Surat apa yang bisa mendekatkan jodoh?, Apa ciri ciri orang yang berjodoh?, Sholat apa yang bisa mengabulkan jodoh?, Bagaimana cara menjemput jodoh?, Sholat hajat jodoh jam berapa?, Apakah doa bisa merubah takdir jodoh?, Apakah puasa Senin Kamis bisa mendapatkan jodoh?, Kenapa aku jomblo ya Allah?, Apakah jodoh itu takdir atau pilihan?, Apa kata Allah tentang jodoh?, Zikir apa yg bisa meluluhkan hati seseorang?, Surat apa yang bisa meluluhkan hati seseorang?, Apa doa agar muka bercahaya?, Apakah boleh minta jodoh dengan menyebut nama?, Apa manfaat sholat tahajud untuk jodoh?, Bagaimana cara menikung di sepertiga malam?, Apa arti doa di sepertiga malam?, Apakah doa sepertiga malam tentang jodoh?, Sepertiga malam itu tepatnya jam berapa?, Apakah boleh sholat tahajud tapi belum tidur?, Apakah dengan sholat tahajud doa kita akan dikabulkan?, Surat apa saja yang dibaca saat sholat tahajud?, Apakah jam 4 pagi masih bisa sholat tahajud?, Apa Dzikir setelah sholat tahajud?, Apakah boleh mengerjakan sholat tahajud 2 rakaat saja?, Apakah harus mandi dulu sebelum sholat tahajud?, Rakaat pertama sholat tahajud baca apa?, Jam 3 sore sholat apa?, Berapa rakaat sholat tahajud yang benar?, Ciri ciri wanita yang bisa menerima apa adanya?, Jodoh itu di tangan siapa?, Apakah Jodoh Di lauhul mahfudz bisa diubah?, Apakah Jodoh kita sudah tertulis di lauhul mahfudz?, Bolehkah minta dijodohkan dengan suami orang?, Bagaimana Cara Mencari Jodoh Tanpa Pacaran?, Pacaran zina seperti apa?, Dimana saya bisa menemukan jodoh saya?, Apakah pacaran itu haram atau tidak?, Apa yang harus dilakukan agar jodoh cepat datang?, Apa yang dimaksud taaruf dalam Islam?, Bagaimana cara Allah mempertemukan kita dengan jodoh kita?, Bagaimana cara menjemput jodoh?, Apa ciri-ciri orang yang berjodoh?, Ciri-ciri jodoh itu seperti apa?, Ciri ciri wanita yang sudah siap menikah dalam Islam?, Doa apakah dia jodohku?, Apakah jodoh itu mirip dengan wajah kita?, Apakah jodoh itu takdir atau pilihan?, Bagaimana ciri ciri jodoh dalam Islam?, Apa janji Allah yang pasti perihal jodoh?, Apakah yang sudah menikah sudah pasti jodoh menurut islam?, Manfaat Menikah bagi wanita?, Kenapa hati kita bergetar saat mengingat seseorang?, Apa yang dimaksud dengan ikatan batin?, Kenapa hati deg degan dan gelisah?, Apa penyebab badan lemas dan jantung berdebar?, Apa ciri ciri penyakit jantung lemah?, Di mana letak jantung manusia?, Kenapa kepala sering pusing dan badan terasa lemas?, Kenapa aku jomblo ya Allah?, Surat apa yang bisa mendekatkan jodoh?, Surah apa untuk jodoh?, Kenapa susah dapat jodoh menurut Islam?, Apakah semua orang akan mendapatkan jodoh?, Apakah surat Ar Rahman bisa mendekatkan jodoh?, Apakah jodoh cerminan diri sendiri menurut islam?, Siapa yang menentukan jodoh kita?, Apakah doa bisa merubah takdir jodoh?, Apakah Jodoh Di lauhul mahfudz bisa diubah?, Apakah orang tua berhak memilih jodoh untuk anaknya?, Bolehkah kita berdoa agar seseorang menjadi jodoh kita?, Apa takdir yang tidak bisa diubah?, Apa bedanya nasib dan takdir?, Di paksa menikah dalam Islam?, Laki-laki menikah karena terpaksa menurut Islam?, Apakah boleh menolak jodoh dari orang tua?, Hukum nikah dijodohkan?, Dampak apa saja yang terjadi dari kawin paksa?, Apa hukumnya membatalkan lamaran?, Perjodohan dalam Islam apa namanya?, Apakah boleh menikah karena paksaan?, Bolehkah wanita menolak perjodohan?, Apakah menolak lamaran itu dosa?, Langkah langkah proses taaruf?, Apakah menolak perjodohan itu dosa?, Bagaimana menolak dijodohkan?, Sholat apa yang bisa mengabulkan jodoh?, Bagaimana cara menjemput jodoh?, Sholat hajat jodoh jam berapa?, Apakah boleh berdoa meminta jodoh dengan menyebut nama?, Ciri ciri wanita yang bisa menerima apa adanya?, Apakah Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfudz?, Bagaimana cara mengetahui jodoh kita sudah dekat?, Jodoh itu seperti apa sih?, Apa Keajaiban sholat hajat?, Apakah benar sholat tahajud bisa meminta jodoh?, Bolehkah sholat tahajud meminta jodoh?, Kenapa takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita?, Apakah yang sudah menikah sudah pasti jodoh menurut islam?, Apakah jodoh sudah diatur oleh Allah?, Apa keajaiban puasa Senin Kamis?, Puasa mutih itu seperti apa?, Puasa Senin Kamis mulai jam berapa?, Apakah setiap orang pasti punya jodoh?, Surat apa yang menjelaskan tentang jodoh?, Apakah jodoh cerminan diri sendiri menurut islam?, Apakah doa bisa merubah takdir jodoh?, Dalil kalau jodoh gak akan kemana?, Siapa yang mengatur jodoh kita?, Apakah Jodoh Di Lauhul Mahfudz bisa diubah?, Doa agar cepat menikah bagi wanita?, Zikir apa yg bisa meluluhkan hati seseorang?, Apa yang harus dilakukan agar jodoh cepat datang?, Apa doa agar dia mencintai kita?, Sholat apa yang bisa meluluhkan hati seseorang?, Doa apa yang bisa mempercantik wajah?, Surat apa yg bisa meluluhkan hati seseorang?, Doa apa yang paling cepat dikabulkan?, Membaca surat apa agar terlihat cantik?, Doa apa supaya hajat cepat terkabul?, Di sepertiga malam itu jam berapa?, Berapa kali shalat istikharah jodoh?, Surat apa yang bisa meluluhkan hati laki laki?, Bagaimana cara mengambil hati cowok cuek lewat chat?, Bagaimana cara menaklukan hati cowok yang cuek?, Apa doa Nabi Daud meluluhkan hati?, Sholat apa yang bisa mengabulkan jodoh?, Puasa apa yang bisa mendekatkan jodoh?, Sholat Hajat jodoh jam berapa?, Apakah boleh minta jodoh dengan menyebut nama?, Apakah boleh minta jodoh dengan menyebut nama?, Zikir apa yg bisa meluluhkan hati seseorang?, Apakah doa bisa merubah takdir jodoh?, Surat apa yang bisa meluluhkan hati seseorang?, Apa manfaat sholat tahajud untuk jodoh?, Bagaimana cara menikung di sepertiga malam?, Bagaimana cara mendapatkan jodoh yang sholeh?, Doa apa yang bisa mempercantik wajah?, Bagaimana cara menarik hati seorang laki laki?, Sholat apa yang bisa meluluhkan hati seseorang?, Kapan jodoh kita ditentukan oleh Allah?, Apakah Jodoh Di lauhul mahfudz bisa diubah?, Apakah jodoh itu takdir atau pilihan?, Doa apa yang paling cepat dikabulkan?, Doa apa supaya hajat cepat terkabul?, Membaca surat apa agar terlihat cantik?, Sepertiga malam itu jam berapa?, Apakah boleh sholat tahajud minta jodoh?, Apakah doa sepertiga malam tentang jodoh?, Bolehkah menyebut nama seseorang dalam shalat tahajud?, Bismillah sepertiga malam lagu siapa?, Surat apa yang dibaca setelah tahajud?, Apa arti doa di sepertiga malam?, Doa cepat menikah bagi laki laki?, Apakah boleh menyebut nama seseorang dalam sujud?, Kenapa aku jomblo ya Allah?, Sholat hajat jodoh jam berapa?, Apakah Manfaat shalat tahajud bagi wanita?, Mengapa sepertiga malam terakhir adalah waktu istimewa?, Apakah doa tahajud akan dikabulkan?, Allah turun ke bumi jam berapa?, Apakah jam 3 masih bisa sholat tahajud?, Sholat tahajud yang mustajab jam berapa?, Bagaimana cara Allah mempertemukan kita dengan jodoh kita?, Bagaimana ciri ciri jodoh dalam Islam?, Apakah Jodoh kita sudah tertulis di lauhul mahfudz?, Dimana letak Lauh Mahfudz?, Apa kata Allah tentang jodoh?, Bolehkah kita berdoa agar seseorang menjadi jodoh kita?, Apa yang sudah ditakdirkan menjadi milikmu?, Apakah yang sudah menikah sudah pasti jodoh menurut islam?, Jodoh itu bukan tentang siapa cepat dia dapat?, cara menjemput jodoh dalam 40 hari, doa didekatkan dengan jodoh yang diinginkan, doa cepat dapat jodoh dalam 1 minggu yang terbukti manjur, doa mendapatkan jodoh dengan menyebut namanya, keajaiban jodoh dalam doa, doa minta jodoh sebelum tidur, doa minta jodoh suami yang baik, tawasul minta jodoh